TOBA SAMOSIR || SUMATERA UTARA, WARTAONE.CO.ID - Kehadiran perusahaan yang bergerak di bidang produksi Beton yakni PT.Rihitindo Toba Beton (Stone Crusher) yang berada di desa Banua Huta Kec.Sigumpar semakin dikeluhkan warga masyakat disekitar lokasi tersebut.
Menanggapi adanya keluhan masyarakat terhadap PT.RTB, PS salah seorang dari warga yang tidak bersedia dituliskan namanya kepada awak media ini mengatakan, Tampaknya keluhan tersebut diungkapkan warga tersebut karena merasa terganggu oleh bisingnya suara keras dari operasional mesin pemecah batu dan warga juga merasa terganggu dengan tebalnya debu akibat pengolahan batu yang terlihat bertebangan.
"Kita sebenarnya merasa terganggu karena suara dari mesin pemecah batu sangat keras dan bising, pernapasan kami juga merasa terganggu dan sesak karena tebalnya debu yang bertebangan akibat pengolahan pemecah batu itu," ungkapnya
Diketahui perusahaan tersebut didirikan Mulai tahun 2017, mulai dibuka dengan lancar dan saat ini telah dapat menghasilkan sekitar 50 ton batu dipecah perharinya. Ditanya izin dan dari mana bahan batu yang diolah mesin pemecah batu, Charles Siagian selaku Manajer Perusahaan menerangkan bahwa ijin pabrik ready mix beton dan pabrik pengolahan pemecah batu adalah sama, soal asal bahan baku batu didapat dari tambang batu yang satu-satunya lahan yang punya izin resmi di kabupaten Toba Samosir ini yaitu berasal dari lahan tambang milik kasmin samanjutak yang disebut-sebut sebagai mantan bupati Toba, kemudian bahan mentah batu tersebut diolah menjadi batu pecah oleh PT.RTB di Kecamatan Sigumpar yang saat ini dikenal menjadi aset tertinggi dikabupaten toba samosir.
"Kalau ijin pabrik ready mix beton dan pabrik pengolahan pemecah batu adalah sama, soal asal bahan baku saat ini didapat dari tambang batu yang satu-satunya lahan yang punya izin resmi di kabupaten Toba Samosir ini yaitu berasal dari lahan tambang milik kasmin samanjutak yang disebut-sebut sebagai mantan bupati Toba, kemudian bahan mentah batu tersebut diolah menjadi batu pecah," terang Charles..
Sebagai sebuah perusahaan ready mix beton tersukses di kabupaten Toba, PT.Rihitindo Toba Beton yang dipimpin manager carles siagian ini beranggotakan karyawan atau pekerja sebanyak kurang lebih 25 orang.
Kepada awak media, carles siagian juga mengatakan dirinya merangkap jabatan sebagai kepala desa di Banua Huta kec. Sigumpar dan walaupun saat ini ia bertugas untuk dua jabatan sebagai seorang Manajer Perusahaan dan sebagai seorang Kepala Desa, namun ia merasa masih dapat membagi waktu dan pikiran," ujarnya. sementara menjadi catatan, kepala desa waktu bertugas dari pukul 08.00 sampai 16.00.
Sesuai dengan flyer Harga beton ready mix produksi PT.Rihitindo Toba beton (stone crusher), harga yang tertera dalam price list perusahaan sekarang ini antara lain : untuk K.100 harga setelah ppn 1.166.000, K.125 setelah ppn 1.210.000, K.150 setelah ppn 1.265.000, K.175 setelah ppn 1.320.000 dan k.200 setelah ppn 1.375.000.
Ditambahkan Charles. Salah satu contoh permintaan ready mix beton dari konsumen yang telah diselesaikan perusahaan yang dipimpinnya yakni proyek pembangunan Hotel berbintang "Labersa" berada di kota Balige yang memakai beton ready mix produksi mereka.
Kembali Saat wartawan bertanya kepada warga berinisial PS tadi, ia lanjut mengatakan bahwa Issu selama ini yang menjadi pertanyaan masyarakat terhadap perusahaan PT.RTB apakah pajak perusahan sudah dibayarkan sesuai dengan ketentuan pemerintah ? dan apakah seluruh karyawan pekerja telah diberikan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan sesuai aturan pemerintah ? inilah yang merupakan tanda tanya besar, saat dikonfirmasi oleh wartawan, Charles selaku Manajer Perusahaan tidak menjawab alias bungkam.
Ditemui dikediamannya, Carles Siagian yang rangkap jabatan sebagai Kepala Desa sekaligus menjabat sebagai Manajer Perusahaan tersebut, saat berbincang bincang dengan awak media di kediamannya sesekali tersenyum menjawab pertanyaan "yang penting kita sudah membuat terbaik," pungkasnya.
(Red)