Isu penggantian Panglima TNI Hadi Tjahjanto terus santer menggema. Mantan pentolan TNI dari matra udara itu kabarnya akan diangkat menjadi duta besar. Padahal rencana pensiunnya sendiri baru akan terjadi pada November 2021 mendatang.
Lantas, siapa saja sosok yang kira-kira akan menggantikannya nanti? Menurut pakar intelijen Stanislaus Riyanta, setidaknya akan ada tiga nama kandidat yang bakal menggantikan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.
Ketiganya adalah KASAD Jenderal TNI Andika Perkasa, lalu KASAU Marsekal Fajar Prasetyo, dan KASAL Laksamana Yugo Margono.
Mengacu undang-undang
Stanis bilang sebenarnya isu soal penggantian Panglima TNI cukup terburu-buru. Sebab Hadi Tjahjanto baru memasuki usia pensiun pada 8 November 2021. Saat itu usia Hadi adalah 58 tahun.
Tetapi memang agak dimunginkan ada pertimbangan-pertimbangan lain untuk menggantikannya menjadi Panglima TNI, semua tergantung hak prerogatif presiden.
“Paling cepat menurut perkiraan saya itu awal tahun depan. Atau tepat waktu pada bulan November.”
Jika mengacu siapa yang cocok menjadi Panglima TNI, setidaknya sudah tertuang dalam Undang-undang. Kata dia, rujukannya ada pada Pasal 13 UU Nomor 34 tahun 2004.
Dijelaskan, Panglima TNI dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staff.
“Nah jadi memang ada norma yang seharusnya bergiliran. Nah sejak reformasi, kita sudah mengalami pergantian delapan kali Panglima TNI. Dari kedelapan itu, dua dari angkatan laut, dua dari angkatan udara dan empat dari Angkatan Darat. Memang Angkatan Darat porsinya lebih besar karena secara jumlah memang lebih besar,” katanya.
Jenderal Andika Perkasa berpeluang
Jika bicara hitung-hitungan usia, Fajar Prasetyo akan pensiun pada 2024, sementara Yudo Margono pada 2023, dan Andika Perkasa pada 2022.
Artinya jika Andika Perkasa diangkat menjadi Panglima TNI, dia hanya akan memiliki masa jabatan paling pendek. Mengingat Andika pensiun pada 2022. Itu pun jika Hadi Tjahjanto pensiun tepat waktu.
“Jika Pak Hadi itu dipercepat, maka kans Andika jadi Panglima TNI akan menjadi besar. Karena saat ini pertimbangan-pertimbangan rekonsiliasi untuk TNI-Polri, kemudian rekonsiliasi Presiden dengan Angkatan Darat, itu sangat penting. Apalagi ini tahun politiknya sangat kuat.”
“Jadi Andika ini dianggap figur yang tepat untuk konsolidasi dengan lembaga-lembaga pemerintah, TNI-Polri, sehingga visi-misi presiden itu jadi satu,” katanya lagi.
Jenderal Andika Perkasa dinilai punya latar belakang intelijen yang sangat kuat. Di mana, dalam perspektif dan ancaman ke depan, Indonesia dianggap membutuhkan pemimpin yang piawai dari sektor kemanan dan pertahanan dan mengetahui dunia intelijen.
Catatan positif lainnya, Jenderal Andika Perkasa juga lama penugasan di luar negeri. Dipastikan dia memiliki networking yang cukup luas.
“Karena ancaman-ancaman ke depan itu adalah ancaman asimentris yang bentuknya tidak jelas, itu perlu perspektif intelijen yang baik. Kedua, kita berada di tengah-tengah ancaman perang antara Amerika dan China. Perang dagang.”
“Kita mungkin terlalu disorot kalau kita mungkin sangat dekat dengan China saat ini. Nah Andika ini punya rekam jejak, dia lama di Amerika. Jika kita ada opsi untuk membangun kerjasama atau kemitraan dengan Amerika, maka Jenderal Andika Perkasa adalah salah satu pilihan.”
https://www.hops.id/ini-sosok-kuat-pengganti-panglima-tni-ilmu-intelijen-dan-jaringannya-juara/